Rabu, 13 Juli 2016



Ayahmu atau pacarmu



Jemari dan gadget menyatukan kita sedemikian rupa. Menyapa setiap hari lewat dunia maya, melepas rindu bersama video call. Beginilah adanya aku, si gadis dewasa 17tahun, kamu begitu sulit bertemu denganku alasan seorang Ayah masih menjagaku.

Tidak terpaut ribuan kilometer, hanya saja terhalang oleh Ayah yang juga sama sepertimu, sedang menyayangiku. Maafkan aku, andai saja kita selalu berdua bersama, berbagi cerita sepanjang hari, bertemu setiap hari, dan kamu, bermain dirumahku jika tidak keberatan, aku yakin, kamu tidak akan merasa bosan seperti yang aku duga sekarang ini.

Kadang kita bertemu jika aku mendapat izin Ayahku. Pertemuan ini tanpa sepengetahuan Ayahku. Pertemuan singkat antara aku dan kamu. Sembari melepas rindu melihat wajahmu secara langsung, senyum bahagia, dan gestur tubuh mu. Aku semakin menyukaimu.

Aku juga memikirkan Ayahku, aku tahu betul orang tua mana yang takut jika anaknya terjerumus kedalam hal yang tidak seharusnya atau sewajarnya. Ayahku sangat takut akan hal itu terjadi padaku. Tapi kamu? Kamu selalu meyakinkan ku untuk bertemu Ayah. Aku takut, sangat takut. Takut jika kamu hanya datang untuk sementara.

Lalu Ayah? Bagaimana aku ingin mengenal cinta? Bagaimana aku bisa merasakan cinta di masa remaja ku? Dimana aku juga ingin bercerita kepada teman-teman, seperti teman-teman bercerita tentang kesulitan menjalani sebuah cinta mereka kepadaku.

Tunggu Ayah, aku tahu. sepertinya aku tidak bersyukur dan tidak merasakan bahwa Ayah menyayangi ku. Aku tidak pernah menghargai dan merasakan kasih sayang itu. Ayah tahukah dirimu? Sebenarnya aku juga menyayangimu, karena aku berfikir, hanya Ayah satu-satunya laki-laki yang tidak pernah menyakiti perasaanku.

Ayah tahu betul, laki-laki diluar sana hanya singgah. Itukah alasan Ayah tidak mengijinkan ku untuk mengenal cinta diusia remaja? Tapi Ayah berusaha mengenalkan cinta Ayah lewat perhatian yaitu larangan-larangan yang menurutku adalah sebuah kekangan? Maafkan aku.

Kamu, laki-laki yang sudah membuat aku nyaman. Pernahkah kamu mengerti? Berjuang adalah sesuatu yang Ayahku sukai. Apalagi kamu berjuang untuk menungguku sampai tugas Ayahku selesai, sampai pendidikan ku selesai, dan sampai tuhan merestui kita berdua. Tapi kata “bosan” pasti lagi-lagi menjadi masalah yang membuat perjuangan mu berhenti.


Maaf aku bukan wanita yang bebas seperti semua mantan pacarmu, aku tau. dan kamu juga harus tau, rumahku disini, disini bersama Ayah, tinggal bersama Ayah, dan Ayah yang menjagaku, jadi aku harus patuh dan mengikuti apa yang Ayahku katakan. Maafkan aku, sekali lagi maafkan aku, belum bisa selalu bertemu denganmu, seperti yang kamu harapkan.

Kamu boleh pergi, silahkan pergi, aku sadar, lebih baik aku kehilangan dirimu daripada harus menentang Ayahku. Ayahku selamanya akan menjadi Ayah untuk diriku, tapi kamu? Kamu adalah yang selalu datang jika kamu sedang membutuhkan saja.


Kamu menginginkan cinta dan kasih sayang dari seorang lelaki?
Sadarkah kamu?
Ayah mu mencintai dan menyayangimu
Lihat dan fikirkan
Laki-laki disana yang kamu tangisi adalah
Sebuah kesia-sia’an.
Tapi, lebih sia-sia lagi
Kalau kamu tidak sadar akan kasih sayang Ayah mu lewat kemarahan-nya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar