Selasa, 27 September 2016

ter-untuk "kamu", tingkat yang lebih tinggi dari "aku" : HI SENIOR :)



HI SENIOR :)
Ingin mengenal dengan obrolan. Sebatas “permisi kak”, jawab saja dengan senyum aku sudah merasa kita berinteraksi layaknya sudah saling kenal walaupun menurut orang “permisi kak” adalah belum tentu kaka tingkat tahu dengan adik tingkat yang menyapa.
Pergi ke kampus dengan semangat, walaupun mata kuliah yang begitu ingin diajuhi. Hanya karena seorang penyemangat, hadir dikampus menjadi 100+%. Ada kala satu hari dimana tidak melihat raga dirimu wahai penyemangat. Yang biasa terlihat mondar-mandir melewati sudut demi sudut kampus, waktu itu tidak nampak batang hidung nya.
Apa boleh mengatakan rindu? Atau aku sedang merindukan?. Padahal kaka tingkat yang berada disana tidak tahu dan tidak perduli karena hanya menganggapku sebatas senior dan junior. Sempat berfikir, karena hanya sebatas senior junior, apa salahnya junior berkenalan baik dengan senior?.
Memberanikan diri meminta tanda tangan nya untuk kolom pertama. Nama lengkap, NIM, Program Studi, dan tanda tangannya berada dikolom paling atas. Dimana yang paling atas adalah nomor 1. Aku seperti menomor satukan dirinya si kakak kelas yang tidak tahu-tahu.
Tuhan, tunjukkan apa sebenarnya tujuan diriku mengambil pendidikan yang lebih tinggi disini?. Selalu saja melihat laki-laki yang membuat hari-hari semangat luar biasa, tapi tiba-tiba down sangat luar biasa. Menyukai kakak tingkat sama saja menyukai orang tunanetra.
Double Bracket: “Menyukai kakak tidak didengar. Aku seperti berjuang sendiri.
walaupun perjuangan ini  cukup konyol”
Menyapa dengan kalimat riang sebagai juniornya, hanya dibalas dengan bibir yang melebar 6cm. Memanggil namanya dengan suaraku yang keras maupun lembut, hanya didengar dengan dua pasang telinga yang dikait dengan tali masker, dan lagi-lagi melakukan pelebaran 6cm pada bagian bibir.

Pribadi senang bisa mendapat penyemangat agar hari-hari ku menjalani studi kuliah menjadi 100+% bahagia. Tapi kakak itu tidak tahu, bahwa aku? Walaupun tidak begitu kenal dengan kakak, tapi aku pernah merasakan layaknya orang yang sedang kehilangan.
Kak, percayalah. Kami juniormu hanya ingin kenal dengan kalian. Ingin bercanda, dan memperlihatkan cara kami juniormu tertawa. Dan ingin melihat cara kalian para senior tertawa. Apa yang membuat kami seorang junior menjadi nyaman kuliah dikampus yang kami pilih? Kami nyaman jika kami akrab dengan kalian.
Tapi bagaimana jika junior punya rasa peduli, dan tiba-tiba membawa perasaan takut dan ingin menjadi seseorang yang kamu hafal namanya?. Bisakah aku berdoa walaupun tidak mungkin?. Bisakah aku menjadi setara denganmu?. Bisakah kita berbicara tanpa ada batasan seorang senior dan junior?.
Sungguh aku benar-benar tidak tahu. ini jatuh cinta atau sekedar mengagumi. Aku memang junior, dan mempunyai kesadaran bahwa senior tetaplah senior. Tidak ada sangkut paut percintaan dengan junior. Memang ada diantara mereka, tapi lagi-lagi sadar bahwa aku tidak merasakan adanya kepantasan dari aku dan diri kakak.
Kak, aku tidak bisa menjadi diri siapa yang kakak inginkan. Aku tidak tahu apa yang kakak pikirkan setelah melihat dan mendengar sapaan ku setiap kali bertemu. Apa kakak risih?. Aku bisa menghentikannya jika aku tahu. Kak, bisakah aku mendapat tulisan dari jemari kakak lewat internet tanpa harus membicarakan hal yang penting?. Tidak wajar, tapi aku ingin.
Untuk terakhir kalinya, jangan sampai setelah wisuda aku tidak melihat kakak lagi. Sejujur-jujurnya kakak lah alasan aku pergi kuliah. Ingin sekali melihat kakak sebelum pergi kuliah, dan melihat kakak terakhir kalinya setelah pulang kuliah. Maksudnya bisakah aku hanya melihat kakak saja? tidak dengan kakak tingkat yang lain.

Seorang junior yang menyukai seniornya
adalah suatu bahkan menjadi tradisi setiap sekolah bahkan kampus.
Wajar dan sangat sering ditemui jika hanya sebatas mengagumi.
Tapi apa yang telah aku perbuat?
Apa yang telah aku rasakan?
Mengapa kali ini bukan karena fisik, melainkan karena hobi kakak.
Kak, aku seorang junior menyukaimu
Walaupun aku sangat malu, karena kakak penyemangat belajarku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar