HI SENIOR :)
Ingin mengenal dengan obrolan. Sebatas “permisi kak”, jawab
saja dengan senyum aku sudah merasa kita berinteraksi layaknya sudah saling
kenal walaupun menurut orang “permisi kak” adalah belum tentu kaka tingkat tahu
dengan adik tingkat yang menyapa.
Pergi ke kampus dengan semangat, walaupun mata kuliah yang
begitu ingin diajuhi. Hanya karena seorang penyemangat, hadir dikampus menjadi
100+%. Ada kala satu hari dimana tidak melihat raga dirimu wahai penyemangat. Yang
biasa terlihat mondar-mandir melewati sudut demi sudut kampus, waktu itu tidak
nampak batang hidung nya.
Apa boleh mengatakan rindu? Atau aku sedang merindukan?. Padahal
kaka tingkat yang berada disana tidak tahu dan tidak perduli karena hanya menganggapku
sebatas senior dan junior. Sempat berfikir, karena hanya sebatas senior junior,
apa salahnya junior berkenalan baik dengan senior?.
Memberanikan diri meminta tanda tangan nya untuk kolom
pertama. Nama lengkap, NIM, Program Studi, dan tanda tangannya berada dikolom
paling atas. Dimana yang paling atas adalah nomor 1. Aku seperti menomor
satukan dirinya si kakak kelas yang tidak tahu-tahu.
Tuhan, tunjukkan apa sebenarnya tujuan diriku mengambil
pendidikan yang lebih tinggi disini?. Selalu saja melihat laki-laki yang
membuat hari-hari semangat luar biasa, tapi tiba-tiba down sangat luar biasa. Menyukai
kakak tingkat sama saja menyukai orang tunanetra.

Pribadi senang bisa mendapat penyemangat agar hari-hari ku
menjalani studi kuliah menjadi 100+% bahagia. Tapi kakak itu tidak tahu, bahwa
aku? Walaupun tidak begitu kenal dengan kakak, tapi aku pernah merasakan
layaknya orang yang sedang kehilangan.
Kak, percayalah. Kami juniormu hanya ingin kenal dengan
kalian. Ingin bercanda, dan memperlihatkan cara kami juniormu tertawa. Dan ingin
melihat cara kalian para senior tertawa. Apa yang membuat kami seorang junior
menjadi nyaman kuliah dikampus yang kami pilih? Kami nyaman jika kami akrab
dengan kalian.
Tapi bagaimana jika junior punya rasa peduli, dan tiba-tiba
membawa perasaan takut dan ingin menjadi seseorang yang kamu hafal namanya?. Bisakah
aku berdoa walaupun tidak mungkin?. Bisakah aku menjadi setara denganmu?. Bisakah
kita berbicara tanpa ada batasan seorang senior dan junior?.
Sungguh aku benar-benar tidak tahu. ini jatuh cinta atau
sekedar mengagumi. Aku memang junior, dan mempunyai kesadaran bahwa senior
tetaplah senior. Tidak ada sangkut paut percintaan dengan junior. Memang ada
diantara mereka, tapi lagi-lagi sadar bahwa aku tidak merasakan adanya
kepantasan dari aku dan diri kakak.
Kak, aku tidak bisa menjadi diri siapa yang kakak inginkan.
Aku tidak tahu apa yang kakak pikirkan setelah melihat dan mendengar sapaan ku
setiap kali bertemu. Apa kakak risih?. Aku bisa menghentikannya jika aku tahu.
Kak, bisakah aku mendapat tulisan dari jemari kakak lewat internet tanpa harus
membicarakan hal yang penting?. Tidak wajar, tapi aku ingin.
Untuk terakhir kalinya, jangan sampai setelah wisuda aku tidak
melihat kakak lagi. Sejujur-jujurnya kakak lah alasan aku pergi kuliah. Ingin sekali
melihat kakak sebelum pergi kuliah, dan melihat kakak terakhir kalinya setelah
pulang kuliah. Maksudnya bisakah aku hanya melihat kakak saja? tidak dengan
kakak tingkat yang lain.
Seorang
junior yang menyukai seniornya
adalah
suatu bahkan menjadi tradisi setiap sekolah bahkan kampus.
Wajar
dan sangat sering ditemui jika hanya sebatas mengagumi.
Tapi
apa yang telah aku perbuat?
Apa
yang telah aku rasakan?
Mengapa
kali ini bukan karena fisik, melainkan karena hobi kakak.
Kak,
aku seorang junior menyukaimu
Walaupun
aku sangat malu, karena kakak penyemangat belajarku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar